Presiden Amerika Serikat Barack Obama berencana membahas tiga
undang-undang baru yang diusulkan untuk melindungi orang-orang Amerika
dan jejak data yang mereka tinggalkan pada ponsel pintar, komputer,
dan perangkat lainnya.
Kongres AS telah lama bergulat dengan bagaimana memperkuat
undang-undang federal untuk melindungi konsumen dan privasi mereka,
setelahhackermencuri sejumlah besar data kartu kredit dari perusahaan
seperti Target dan Home Depot.
Gedung Putih mengatakan bahwa Obama akan menimbang dengan ide-ide
legislatifnya selama pidato di Federal Trade Commission.
Pidato tersebut merupakan bagian dari pratinjau Obama dalamState of
the Unionpada 20 Januari mendatang dimana ia akan berusaha untuk
menyoroti bidang yang sama dengan Partai Republik yang kini menguasai
Kongres Amerika Serikat.
Menurut keterangan Gedung Putih, seperti dilansir Reuters, Obama akan
mengusulkan standar nasional baru yang akan mewajibkan perusahaan
untuk memberitahu konsumen bahwa informasi pribadi mereka telah
diganggu dalam waktu 30 hari dari penemuan pelanggaran data.
Standar ini akan membutuhkan persetujuan dari Kongres, dimana anggota
parlemen telah berusaha untuk menggantikan peraturan negara.
Sebagai bagian dari hukum, Obama juga akan mengusulkan untuk
mengkriminalisasi perdagangan luar negeri yang identitasnya telah
dicuri.
Obama juga akan menghidupkan kembali "Consumer Privacy Bill of Rights"
yang diciptakan Gedung Putih pada tahun 2012. Ia akan meminta anggota
parlemen untuk menyusun RUU tersebut menjadi UU.
RUU ini dirancang agar konsumen memiliki suara saat perusahaan
menggunakan "Big Data", teknik untuk mengambil dan menjual data dari
jejak digital konsumen secara online.
Gedung putih mengatakan bahwa pemerintah akan merilis revisi usulan
legislatif untuk RUU privasi tersebut dalam waktu 45 hari.
Undang-undang tersebut juga ditujukan untuk melindungi siswa. Menurut
Gedung Putih, Obama berencana melarang perusahaan software pendidikan
dari penjualan data yang mereka kumpulkan dari siswa melalui aplikasi
dan program pendidikan kepada pihak ketiga, atau menggunakan data
tersebut untuk iklan.
Obama juga akan menilik kode etik untuk melindungi informasi
penggunaan energi konsumen.
Obama akan melanjutkan fokus padacybersecurity, membahas mengenai
cara-cara pemerintah dan sektor swasta untuk berbagi informasi tentang
ancamancyber.
Serangan cyber dimasukkan ke dalam fokus setelah pembobolan data yang
dialami Sony Pictures, sebuah insiden dimana Obama menyalahkan Korea
Utara, demikian Reuters.
Sumber : AntaraNews
undang-undang baru yang diusulkan untuk melindungi orang-orang Amerika
dan jejak data yang mereka tinggalkan pada ponsel pintar, komputer,
dan perangkat lainnya.
Kongres AS telah lama bergulat dengan bagaimana memperkuat
undang-undang federal untuk melindungi konsumen dan privasi mereka,
setelahhackermencuri sejumlah besar data kartu kredit dari perusahaan
seperti Target dan Home Depot.
Gedung Putih mengatakan bahwa Obama akan menimbang dengan ide-ide
legislatifnya selama pidato di Federal Trade Commission.
Pidato tersebut merupakan bagian dari pratinjau Obama dalamState of
the Unionpada 20 Januari mendatang dimana ia akan berusaha untuk
menyoroti bidang yang sama dengan Partai Republik yang kini menguasai
Kongres Amerika Serikat.
Menurut keterangan Gedung Putih, seperti dilansir Reuters, Obama akan
mengusulkan standar nasional baru yang akan mewajibkan perusahaan
untuk memberitahu konsumen bahwa informasi pribadi mereka telah
diganggu dalam waktu 30 hari dari penemuan pelanggaran data.
Standar ini akan membutuhkan persetujuan dari Kongres, dimana anggota
parlemen telah berusaha untuk menggantikan peraturan negara.
Sebagai bagian dari hukum, Obama juga akan mengusulkan untuk
mengkriminalisasi perdagangan luar negeri yang identitasnya telah
dicuri.
Obama juga akan menghidupkan kembali "Consumer Privacy Bill of Rights"
yang diciptakan Gedung Putih pada tahun 2012. Ia akan meminta anggota
parlemen untuk menyusun RUU tersebut menjadi UU.
RUU ini dirancang agar konsumen memiliki suara saat perusahaan
menggunakan "Big Data", teknik untuk mengambil dan menjual data dari
jejak digital konsumen secara online.
Gedung putih mengatakan bahwa pemerintah akan merilis revisi usulan
legislatif untuk RUU privasi tersebut dalam waktu 45 hari.
Undang-undang tersebut juga ditujukan untuk melindungi siswa. Menurut
Gedung Putih, Obama berencana melarang perusahaan software pendidikan
dari penjualan data yang mereka kumpulkan dari siswa melalui aplikasi
dan program pendidikan kepada pihak ketiga, atau menggunakan data
tersebut untuk iklan.
Obama juga akan menilik kode etik untuk melindungi informasi
penggunaan energi konsumen.
Obama akan melanjutkan fokus padacybersecurity, membahas mengenai
cara-cara pemerintah dan sektor swasta untuk berbagi informasi tentang
ancamancyber.
Serangan cyber dimasukkan ke dalam fokus setelah pembobolan data yang
dialami Sony Pictures, sebuah insiden dimana Obama menyalahkan Korea
Utara, demikian Reuters.
Sumber : AntaraNews
ConversionConversion EmoticonEmoticon